Secara umum, motivasi yang melandasi keputusan buyer dalam menginvestasikan sejumlah dananya adalah untuk mendapatkan get back dimasa yang akan datang. Dalam dunia investasi, chance and get back sangat erat hubungannya. Seperti yang diungkapkan oleh Markowitz, “Dont place your egg in one container”, artinya satu keranjang.
Dengan teori sederhana ini lah Markowitz menjelaskan risk and you will go back berhubungan linier. Setiap instrumen investasi pasti memiliki tingkat pengembaliannya masing-masing. Namun, pada kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai exposure and come back investasi.
Menurut Fahmi (), “Risiko sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Menurut Zubir (2013) yang dikutip oleh Fawziah (2016) dan :33), trader akan menanggung sejumlah risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor tertentu yang tidak dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut ialah:
- Interest risk, yaitu risiko perubahan tingkat bunga tabungan dan pinjaman;
- Industry chance, yaitu risiko gejolak (variability) return;
- Rising prices exposure, yaitu risiko menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara terus menerus dan umum.
- Organization exposure, yaitu risiko tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan semakin ketat;
- Financial risk, yaitu risiko keuangan yang berkaitan dengan struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan.
- Liquidity exposure, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk mencairkan protofolio;
- Rate of exchange riskatau money risk, yaitu risiko perubahan nilai tukar mata uang antar negara;
- Nation exposure, yaitu risiko kondisi politik, keamanan dan stabilitas perekonomian antar negara.
Mengingat sangat kompleksnya risiko (risk) dalam investasi, maka munculah penyederhanaan dalam teori investasi progressive. Dalam teori investasi modern, risiko dapat digolongkan menjadi risiko sistemamtis (scientific risk) atau biasa disebut dengan risiko pasar (markets chance) dan risiko tidak sistematis (unsystematic chance).
Menurut Husnan (), Systematic exposure adalah risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi (pembentukan portofolio). Sedangkan Unsystematic chance adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi (pembentukan portofolio). Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut dengan risiko full.
Dalam :34), Secara statistik, risiko investasi dapat diukur menggunakan dua alat ukur, yaitu standar deviasi dan beta saham. Standar deviasi menggambarkan gejolak come back saham dari return rata-rata suatu sekuritas. Sedangkan beta saham menggambarkan gejolak get back dari come back pasar.
Risk and you will Go back – Pengertian Tingkat Pengembalian (Return)
Menurut Fahmi (), Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Sedangkan Bodie mais aussi., every (2005) mendefinisikan go back sebagai penjumlahan sederhana pendapatan yang diperoleh dari setiap dolar yang diinvestasikan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa get back merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh atas investasi yang dilakukan. Sedangkan tingkat pengembalian yang diharapkan dalam investasi disebut dengan questioned return. Selisih antara actual go back dengan asked get back disebut juga dengan abnormal come back (go back tak terduga).
Unpredictable come back bernilai positif artinya come back yang terjadi lebih besar daripada get back yang diharapkan. Sedangkan unpredictable go back bernilai negatif artinya get back yang terjadi lebih kecil daripada come back yang diharapkan.
Setiap jenis investasi memiliki tingkat keuntungannya masing-masing, reciprocally sebesar tingkat bunga yang telah ditentukan BI dan bersifat pasti, Obligasi yang memberikan get back yang disebut dengan Kupon dan akan dibayarkan secara periodik atau sekaligus dan bersifat pasti.
Berbeda dengan investasi saham, come back yang diterima pada investasi saham ada dua yaitu investment acquire atau financial support loss dan dividen (dalam sangat tergantung pada efficiency emiten di pasar.
https://datingranking.net/fr/sites-de-rencontres-pour-adultes-fr/
Dengan demikian, investasi saham tidak akan menjamin keuntungan bagi buyer (pemodal). Meskipun demikin, investasi saham mampu memberikan get back yang lebih tinggi daripada investasi aset bebas risiko. Apabila sobat dapat mengelola investasi dengan baik, bahkan go back yang tinggi sekalipun dapat diperoleh.
Hubungan Chance dan Get back
Secara teknis, semakin tinggi requested get back, maka chance yang dihadapi investor juga semakin tinggi dan berlaku sebaliknya. Hubungan exposure and go back adalah linier dan searah. Grafik Cover Market Range berikut menjelaskan hubungan risk and go back dalam investasi dipasar modal.
Grafik Security Market Line (SML) di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara risk and return. yang mana risk ditunjukkan oleh E(Rp) atau expected return portfolio pada sumbu Y dan risk ditunjukkan oleh ?p atau Beta portofolio pada sumbu X.
Sementara itu, Rf merupakan tingkat keuntungan investasi pada aset bebas risiko dengan risiko sebesar nol (0). E(Rm) atau expected return .
Sedangkan ?m atau Beta pasar merupakan risiko pasar yang bernilai 1. Perhatikanlah garis Security Market Line (SML) yang dimulai dari titik Rf dan menuju pada pertemuan titik E(Rm) dan titik ?m yang merupakan tingkat keuntungan pasar saham (diukur menggunakan indeks pasar seperti IHSG, LQ-45, JII, dll).
Dari penjelasan tersebut, maka kesimpulan bahwa risk and return berhubungan linear memang benar. Perhatikan garis SML, semakin meningkat E(Rp) maka ?p juga semakin meningkat.
Dari penjelasan singkat di atas, semoga sobat sekalian dapat memahami hubungan chance and you may return dalam investasi. Untuk artikel selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai analisis investasi ini. Demikian informasi dari oM Jurnal. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.
Sumber:
. Skripsi: Komparasi Keakuratan Resource Investment Pricing Design (CAPM) dan Fama-French Around three Factor Model Dalam Pembentukan Portofolio Saham Pada 11 Perusahaan Besar Di BEI Periode 2005-2015. Jambi: Fakultas Ekonomi, Universitas Batanghari